Sabtu, 21 September 2013

Penyebarluasan Olimpisme Melalui Olimpiade Modern

Alhamdulillah sudah memasuki hari sabtu lagi, disaat mahasiswa yang lain sedang libur kami masih mencari ilmu untuk mencharge semangat yang sudah mulai berkurang. Semoga setelah mengikuti kuliah Olimpisme ini semangat baru mulai hadir untuk menemani aktifitas seminggu kedepan.

Sabtu, 21 September kuliah Olimpisme memasuki pertemuan ke empat. Saya sampai di kampus pukul 07.05, seperti biasa kelas masih sepi hanya ada 3 mahasiswa angkatan 2013. Seperti biasa sebelum kuliah dimulai kami membaca Al-Qur’an bersama-sama yang dipimpin ketua kelas. Tepat pukul 08.00 Om Jay memulai perkuliahan, sebelum masuk materi Om Jay memberikan apresiasi kepada pengirim resume pertama dengan memberikan sebuah buku. Bukan Om Jay namanya kalau tidak menampilkan video sebelum masuk kemateri. Video kali ini bercerita tentang seorang penjual soto yang menolong seorang anak yang ketahuan mencuri obat untuk ibunya yang sedang sakit, penjual soto itu kemudian membayar semua obat yang dicuri anak tersebut dan memberinya sebungkus sup setelah. Singkat cerita, pedagang sup tersebut jatuh sakit dan tidak mampu membayar biaya rumah sakit. Namun kahirnya biaya pengobatan tersebut akhirnya dibayar lunas oleh seorang dokter yang ternyata adalah anak yang ditolong 30 tahun lalu. Cuplikan singkat video ini mengajarkan kita bahwa kita harus saling tolong menolong antar sesama, namun nilai tolong menolong atau memberi dikalangan masyarakat sudah jarang ditemui, masyarakat saat ini cenderung egois dengan kepentingan masing-masing. Pesan dari video ini adalah “Giving is the best way communication”.

Materi hari ini adalah “Penyebarluasan Olimpisme Melalui Olimpiade Modern”. Latar belakang terbentuknya olimpiade modern adalah karena gagasan Baron Pierre De Coubertin, seorang  bangsawan Prancis, yang membangkitkan kembali  semangat olimpia (olimpisme) yang dipadukan dengan  penyelenggaraan pertandingan olah raga tingkat internasional (olympic games)  yang kemudian  dikenal dengan gerakan olimpiade (olympic movement).
Ide Gerakan Olimpiade Pierre De Coubertin’s  
  • Mengajak negara-negara didunia untuk bersama menghidupkan kembali nilai &  kegiatan  Olimpiade (olimpisme) sebagai solusi mengatasi krisis sosial, politik akibat dari konflik dan permasalahan di berbagai & antar Negara . 
  • Kegiatan Olimpiade diharapkan dapat memberikan inspirasi dan semangat persaudaraan dalam upaya membangun resolusi perdamaian untuk mengatasi kekacauan yang terjadi di seluruh dunia  
  • Untuk maksud tersebut dan agar pelaksanaan aktifitas pergerakan olimpiade berjalan secara terpadu dan berkesinambungan  di seluruh dunia  maka ditetapkan piagam olimpiade (Olympic Charter)
  • Gerakan Olimpiade dikoordinir oleh International Olympic Committe (IOC). Olimpiade pertama kali diadakan di Athena pada tahun 1896.
Tujuan dari gerakan olimpiade sendiri adalah :
  • Mempromosikan dan menyebar luaskan paham yang terkandung dalam olimpiade (olympism) secara umum dan menanamkan nilai filosofi  olahraga sebagai dasar pembentukan fisik dan pengembangan moral manusia .
  • Untuk mendidik generasi muda melalui olahraga  yang dilandasi  oleh semangat saling pengertian dan persaudaraan  antar bangsa yang lebih baik, sehingga   memungkinkan terbentuknya dunia yang lebih damai dan kondusif.
  • Untuk menyebar luaskan prinsip-prinsip Olimpiade keseluruh dunia, sehingga membentuk semangat  perdamaian international.
q   Mempertemukan atlet dunia dalam suatu festival olahraga Internasional empat tahunan, yang hingga kini dikenal  dengan pertandingan olimpiade (Olympic Games).
simbol Olimpiade


Simbol gerakan olimpiade modern terdiri  5 Cincin Dengan Lima Warna : Biru, Kuning, Hitam, Hijau dan Merah dengan latar belakang putih. 5 cincin Menggambarkan wakil dari 5 benua yakni ; Asia, Eropa, Afrika, Amerika,  dan Australia, serta negara negara di dunia  yang di simbolkan dengan 5 warna yang merupakan bagian dari warna bendera masing masing Negara. Simbol ini diciptakan oleh B.Pierre de Coubertin, dan diluncurkan pertama kali dan di gunakan tahun 1914 pada kongres olimpiade di Antwerpen. Motto dari olimpiade modern adalah “ Citius, Altius , Fortius “ (lebih cepat, lebih tinggi, lebih kuat).

Pembahasan selanjutnya adalah struktur organisasi gerakan olimpiade dunia (IOC). IOC adalah pendiri, pelaksana gerakan olimpiade. IOC adalah Organisasi Internasional non-governmental non-profit organisation (NGO). IOC selalu melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Komite Nasional Olimpiade (National Olympic Committee /NOC) yang berada di setiap di setiap negara dan Federasi Olah Raga Internasional (International Sports Federation) dan Asosiasi Olahraga Kontinental (Continental Associations of NOCs) dalam pelaksanaan berbagai gerakan olimpiade. Selain itu IOC membawahi  komite-komite  olimpiade di setiap kontinental  yakni ;  Association  of National OlympicCommittees of Africa (ANOCA), The European Olympic Committees (EOC), Olympic Council of Asia (OCA), Pan American Sports Organization (PASO), Oceania National Olympic Committees (ONOC). Internasional  Sport s Federation,  merupakan organisasi  yang bertanggung jawab dalam pembinaan dan pengembangan  masing-masing cabang  olahraga secara internasional.
Peran IOC dalam gerakan olimpiade adalah :
  1. Mendorong terjadinya koordinasi, pengorganisasian dan pengembangan olah raga dan kompetisi olah raga diantara institusi olahraga baik tingkat nasional maupun internasional.
  2. Bekerjasama dengan pihak publik maupun swasta dalam penyelenggaraan olimpiade
  3. Menyelenggarakan pertandingan olimpiade musim panas dan musim dingin secara reguler (4 Tahunan)
  4. Bekerjasama dengan institusi olah raga Internasional (IF’s) dan nasional (NOC) melakukan koordinasi menyelenggarakan kegiatan dan aksi aksi penyebarluasan nilai nilai olah raga (olympism)
  5. Mendorong gerakan olimpiade dan penyelenggaraan olimpiade sehingga dapat berperan dalam membantu menyelesaikan masalah masalah lingkungan.

National Federations yang berada di Indonesia adalah KOI ( Komite Olimpiade Indonesia). Organisasi inilah yang menjalankan kerja sama dengan IOC dalam penyelenggaraan olimpiade. Olimpiade dilaksanakan dua kali, yaitu musim panas (Summer Olympic) dan musim dingin ( Winter Olympic). Winter olympic pertama kali diadakan pada tahun 1924 di Charmonix, sedangkan summer olympic pertama kali di adakan pada tahun 1896 di Athena, Yunani.

Selanjutnya adalah mengenai olahraga di Indonesia. Sebelum kemerdekaan bangsa Indonesia mengalami diskriminasi, namun akhirnya bangsa Indonesia menyadari bahwa olahraga itu penting untuk alat perjuangan, persatuan dan kesatuan, dan sarana pendidikan. Olahraga juga berfungsi untuk meraih kemerdekaan Indonesia dan dengan olahraga eksistensi sebagai negara yang merdeka semakin kokoh dan jelas terwujud. Setelah kemerdekaan Indonesia membentuk Komite Olimpide Republik Indonesia (KORI) dan Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI). Indonesia diakui sebagai negara anggota IOC pada 11 maret 1952 yang ditandai dengan surat yang ditandatamgani oleh Otto Mayer. Hingga saat ini atlet Indonesia telah bisa meraih medali emas untuk Indonesia tercinta.
Kuliah hari ini ditutup dengan kuis dan tugas individu yang dikumpul lewat email serta lagu dari D’masiv “jangan menyerah”.

Demikian resume untuk pertemuan kali ini, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar