Baru-baru ini aku lagi seneng searching dan
nonton video-video motivasi, nah diantara video2 yang aku tonto nada
satu yang jadi favoritku yaitu tentang perjuangan Derek Redmond in Olympic
Barcelona 1992, udah lama ya ternyata aku juga belum lahir, hehe…..
Pertama kali aku nonton video ini itu pas lagi kuliah olimpisme,
yap dikuliah inilah aku dicekokin video motivasi tiap hari terutama yang
berhubungan dengan olimpiade dan semangat berprestasi berhubung mata kuliah ini
juga tentang olimpiade, oiy dosen olimpismeku itu namanya Om Jay pasti blogger2
udah pada kenal dong?? Secara Om Jay ini adalah blogger terkenal yang hobi
mencurahkan isi hatinya di dunia maya ini juga. Meskipun aku sudah berkali-kali
nonton tapi aku ngga pernah bosen, why?? Yap karena selain backsoundnya yang enak
didenger juga karena terharu degan perjuangan Derek Redmond yang luar biasa.
Oiya berdasarkan info dari dunia maya ternyata perjuangan Derek Redmond sudah
dibukukan lho dalam novel inspiratif Sepatu Terakhir, aku
belum pernah lihat bukunya sih, ah jadi pengen beli…..
Berikut cerita singkat tentang Derek Redmond
dan Ayahnya….
Selamat membaca J
***
65 ribu lebih pasang mata hadir di stadion itu. Semua hendak
menyaksikan event atletik terbesar di dunia.
Namanya adalah Derek Redmond, seorang atlet pelari olimpiade asala
Inggris. Impian terbesarnya ialah mendapatkan sebuah medali olimpiade, apapun
medalinya. Derek sebenarnya sudah ikut di ajang olimpiade sebelumnya, tahun
1988 di Korea. Namun sayang beberapa saat sebelum bertanding ia cedera sehingga
tidak bisa ikut bertanding. Mau tidak mau, olimpiade ini adalah kesempatan
terbaiknya untuk mewujudkan mimpinya. Ini adalah hari pembuktiannya, untuk
mendapatkan medali di nomor lari 400 meter karena ia dan ayahnya sudah berlatih
sangat keras untuk ini.
Suara pistol pertanda dimulainya perlombaan. Latihan keras yang
dijalani Derek Redmond membuatnya segera unggul melampaui lawan-lawannya.
Dengan cepat ia sudah memimpin hingga meter ke 225. Berarti kurang 175 meter
lagi. Ya, kurang sebentar lagi ia akan mendapatkan medali yang diimpikan selama
ini.
Namun tidak ada yang menyangka ketika justru dipeforma
puncaknya ketika ia sedang memimpin perlombaan tersebut, tiba-tiba ia cedera.
Secara tiba-tiba di meter ke 225 tersebut, timbul rasa sakit luar biasa di kaki
kanannya. Saking sakitnya, seolah kaki tersebut telah ditembak sebuah peluru.
Dan seperti orang yang ditembak kakinya Derek Redmond pun menjadi pincang. Yang
ia lakukan hanya melompat-lompat kecil bertumpu pada kaki kirinya, melambat
lalu rebah di tanah, sakit di kakinya telah menjatuhkannya.
Derek sadar, impiannya memperoleh medali di Olimpiade ini pupus
sudah. Melihat anaknya dalam masalah, Ayahnya yang berada di atas tribun tanpa
berpikr panjang ia segera berlari ke bawah tribun. Tak peduli ia menabrak dan
menginjak sekian banyak orang. Baginya yang terpenting adalah ia harus segera
menolong anaknya.
Di tanah, Derek Redmond menyadari bahwa impiannya memenangkan
olimpiade pupus sudah. Ini sudah kedua kalinya ia berlomba lari di olimpiade,
dan semuanya gagal karena cidera kakinya. Namun, jiwanya bukan jiwa yang mudah
menyerah. Ketika tim medis mendatanginya dengan membawa tandu, ia berkata, “
Aku tak akan naik tandu itu, bagaimanapun juga aku harus menyelesaikan
perlombaan ini”, katanya.
Maka Derek pun secara perlahan mengangkat kakinya sendiri. Dengan
sangat perlahan pula, sambal menahan rasa sakit dikakinya, ia berjalan tertatih
dengan sangat lambat. Tim medis mengira bahwa Derek ingin berjalan sendiri ke
tepi lapangan, namun mereka salah. Derek ingin menuju ke garis finish.
Di saat yang sama pula Jim, Ayah Derek sudah sampai di Tribun
bawah. Ia segera melompati pagar lalu berlari melewati para penjaga menuju
anaknya yang berjalan menyelesaikan perlombaan dengan tertatih kesakitan.
Kepada para penjaga ia hanya berkata, “Itu anakku, dan aku akan menolongnya!”
Akhirnya kurang 120 meter dari garis finish, sang ayah pun samapi
juga di Derek yang menolak menyerah. Derek masih berjalan pincang tertatih dengan
sangat yakin. Sang ayahpun merangkul dan memapah Derek, Ia kalungkan lengan
anaknya tersebut ke bahunya.
“Nak, lebih baik kamu berhenti kamu tidak akan mungkin
memenangkannya”, kata Ayahnya
Tetapi Derek menjawab sebaliknya, “Tidaakkk…aku akan menyelesaikannya
sampai finish”.
“Baiklah kalau begitu kita akan menyelesaikannya bersama-sama”,
kata Ayahnya
Ayah dan anak tersebut dengan saling berangkulan akhirnya samapi
di garis finish. Beberapa langkah dari garis finish, sang ayah, Jim melepaskan
rangkulannya dari anaknya agar Derek dapat melewati garis finish tersebut
seorang diri. Lalu kemudian barulah ia merangkul anaknya lagi.
Derek Redmond tak mendapat medali bahkan ia telah didiskualifikasi
dari perlombaan. Derek mendapatkan standing ovation dari 65.000 lebih penonton
dan lihatlah komentar ayahnya.
“Aku adalah ayah yang paling bangga sedunia! Aku lebih bangga
kepadanya sekarang daripada jika ia mendapatkan medali emas.”
Dua tahun pasca perlombaan lari tersebut, dokter bedah mengatakan
kepada Derek bahwa Derek tak akan lagi dapat mewakili negaranya dalam
perlombaan olahraga.
Namun, tahukah kalian apa yang terjadi??
Lagi-lagi, dengan dorongan dari ayahnya, Derek pun akhirnya
mengalihkan perhatiannya. Dia pun menekuni dunia basket, dan akhirnya menjadi
bagian dari timnas basket Inggris Raya. Kemudian Derek mengirim foto dirinya
bersama tim baskey ke Dokter yang dulu memvonisnya tak akan bisa mewakili
Negara dalam perlombaan olahraga.
“Maybe, he is not the winner. But he is more
than a winner”
~Brandon Kristiano~