Jumat, 05 September 2014

Derek Redmond dan Ayahnya

Baru-baru ini aku lagi seneng searching dan nonton  video-video motivasi, nah diantara video2 yang aku tonto nada satu yang jadi favoritku yaitu tentang perjuangan Derek Redmond in Olympic Barcelona 1992, udah lama ya ternyata aku juga belum lahir, hehe…..

Pertama kali aku nonton video ini itu pas lagi kuliah olimpisme, yap dikuliah inilah aku dicekokin video motivasi tiap hari terutama yang berhubungan dengan olimpiade dan semangat berprestasi berhubung mata kuliah ini juga tentang olimpiade, oiy dosen olimpismeku itu namanya Om Jay pasti blogger2 udah pada kenal dong?? Secara Om Jay ini adalah blogger terkenal yang hobi mencurahkan isi hatinya di dunia maya ini juga. Meskipun aku sudah berkali-kali nonton tapi aku ngga pernah bosen, why?? Yap karena selain backsoundnya yang enak didenger juga karena terharu degan perjuangan Derek Redmond yang luar biasa. Oiya berdasarkan info dari dunia maya ternyata perjuangan Derek Redmond sudah dibukukan lho dalam novel inspiratif Sepatu Terakhir, aku belum pernah lihat bukunya sih, ah jadi pengen beli…..
Berikut cerita singkat tentang Derek Redmond dan  Ayahnya….
Selamat membaca J
                                                         ***
65 ribu lebih pasang mata hadir di stadion itu. Semua hendak menyaksikan event atletik terbesar di dunia. 

Namanya adalah Derek Redmond, seorang atlet pelari olimpiade asala Inggris. Impian terbesarnya ialah mendapatkan sebuah medali olimpiade, apapun medalinya. Derek sebenarnya sudah ikut di ajang olimpiade sebelumnya, tahun 1988 di Korea. Namun sayang beberapa saat sebelum bertanding ia cedera sehingga tidak bisa ikut bertanding. Mau tidak mau, olimpiade ini adalah kesempatan terbaiknya untuk mewujudkan mimpinya. Ini adalah hari pembuktiannya, untuk mendapatkan medali di nomor lari 400 meter karena ia dan ayahnya sudah berlatih sangat keras untuk ini.

Suara pistol pertanda dimulainya perlombaan. Latihan keras yang dijalani Derek Redmond membuatnya segera unggul melampaui lawan-lawannya. Dengan cepat ia sudah memimpin hingga meter ke 225. Berarti kurang 175 meter lagi. Ya, kurang sebentar lagi ia akan mendapatkan medali yang diimpikan selama ini.


Namun tidak ada yang  menyangka ketika justru dipeforma puncaknya ketika ia sedang memimpin perlombaan tersebut, tiba-tiba ia cedera. Secara tiba-tiba di meter ke 225 tersebut, timbul rasa sakit luar biasa di kaki kanannya. Saking sakitnya, seolah kaki tersebut telah ditembak sebuah peluru. Dan seperti orang yang ditembak kakinya Derek Redmond pun menjadi pincang. Yang ia lakukan hanya melompat-lompat kecil bertumpu pada kaki kirinya, melambat lalu rebah di tanah, sakit di kakinya telah menjatuhkannya.
Derek sadar, impiannya memperoleh medali di Olimpiade ini pupus sudah. Melihat anaknya dalam masalah, Ayahnya yang berada di atas tribun tanpa berpikr panjang ia segera berlari ke bawah tribun. Tak peduli ia menabrak dan menginjak sekian banyak orang. Baginya yang terpenting adalah ia harus segera menolong anaknya.

Di tanah, Derek Redmond menyadari bahwa impiannya memenangkan olimpiade pupus sudah. Ini sudah kedua kalinya ia berlomba lari di olimpiade, dan semuanya gagal karena cidera kakinya. Namun, jiwanya bukan jiwa yang mudah menyerah. Ketika tim medis mendatanginya dengan membawa tandu, ia berkata, “ Aku tak akan naik tandu itu, bagaimanapun juga aku harus menyelesaikan perlombaan ini”, katanya.

Maka Derek pun secara perlahan mengangkat kakinya sendiri. Dengan sangat perlahan pula, sambal menahan rasa sakit dikakinya, ia berjalan tertatih dengan sangat lambat. Tim medis mengira bahwa Derek ingin berjalan sendiri ke tepi lapangan, namun mereka salah. Derek ingin menuju ke garis finish.

Di saat yang sama pula Jim, Ayah Derek sudah sampai di Tribun bawah. Ia segera melompati pagar lalu berlari melewati para penjaga menuju anaknya yang berjalan menyelesaikan perlombaan dengan tertatih kesakitan. Kepada para penjaga ia hanya berkata, “Itu anakku, dan aku akan menolongnya!”

Akhirnya kurang 120 meter dari garis finish, sang ayah pun samapi juga di Derek yang menolak menyerah. Derek masih berjalan pincang tertatih dengan sangat yakin. Sang ayahpun merangkul dan memapah Derek, Ia kalungkan lengan anaknya tersebut ke bahunya.

“Nak, lebih baik kamu berhenti kamu tidak akan mungkin memenangkannya”, kata Ayahnya
Tetapi Derek menjawab sebaliknya, “Tidaakkk…aku akan menyelesaikannya sampai finish”.
“Baiklah kalau begitu kita akan menyelesaikannya bersama-sama”, kata Ayahnya

Ayah dan anak tersebut dengan saling berangkulan akhirnya samapi di garis finish. Beberapa langkah dari garis finish, sang ayah, Jim melepaskan rangkulannya dari anaknya agar Derek dapat melewati garis finish tersebut seorang diri. Lalu kemudian barulah ia merangkul anaknya lagi.

Derek Redmond tak mendapat medali bahkan ia telah didiskualifikasi dari perlombaan. Derek mendapatkan standing ovation dari 65.000 lebih penonton dan lihatlah komentar ayahnya.

“Aku adalah ayah yang paling bangga sedunia! Aku lebih bangga kepadanya sekarang daripada jika ia mendapatkan medali emas.”

Dua tahun pasca perlombaan lari tersebut, dokter bedah mengatakan kepada Derek bahwa Derek tak akan lagi dapat mewakili negaranya dalam perlombaan olahraga.
Namun, tahukah kalian apa yang terjadi??

Lagi-lagi, dengan dorongan dari ayahnya, Derek pun akhirnya mengalihkan perhatiannya. Dia pun menekuni dunia basket, dan akhirnya menjadi bagian dari timnas basket Inggris Raya. Kemudian Derek mengirim foto dirinya bersama tim baskey ke Dokter yang dulu memvonisnya tak akan bisa mewakili Negara dalam perlombaan olahraga.

“Maybe, he is not the winner. But he is more than a winner”
~Brandon Kristiano~