Nama : Abu Abdullah bin Muhammad Idris (Imam Syafi'i)
TTL : Gaza, Palestina 150 H/767M-Wafat, Mesir, 204
H/20 Januari 820.
Tukisan:
1. Buku Ar-Risalah (Dasar-dasar Hukum)
2. Buku Al-Umm (Hukum Islam)
3. Buku Al-Musnad (Hadist Nabi)
4. Buku Ikhlilaf al-Hadist (Perbedaan tentang Hadist)
Motto : "ilmu itu nur, tak akan diberikan kepada yang
berbuat maksiat"
Namanya lengkapnya Abu Abdullah bin
Muhammad Idris bin Idris Asy-Syafi'i. Ayahnya wafat sewaktu ia masih dalam
kandungan ibunya, Fatimah bin Abbas. kini para pengikut mazhab Syafi'i tersebar
di India, Pakistan, Filipina, Irak, Malaysia, dan Indonesia. Kunci sukses
beliau adalah rajin belajar, gemar membaca, dan menjauhi maksiat.
Sejak usia 3 tahun Imam Syafi'i belajar
Al-Qur'an. Ia hafal 30 juz dalam usia 9 tahun. Di usia 10 tahun, ia dikirim
ibunya ke Desa Banu Hudail untuk belajar sastra Arab. Setiap pagi ia membantu
penduduk desa mengembalakan kambing. Dan malam harinya ia belajar. Ada banyak
guru yang menjadi gurunya. Ia belajar hukum kepada Imam Muslim, Ilmu hadist
kepada Imam Sufyan, serta Ilmu Al-Qur'an kepada Imam Ismail. Dalam usia 10
tahun ia talah hafal buku al-Muwatta' yang disusun Imam Malik. Dalam usia 15
tahun, Imam Syafi'i telah diangkat sebagai mufti (ahli hukum) di Makkah.
Dalam usia 24 tahun Imam Syafi'i
melanjutkan pendidikannya ke Madinah menemui Imam Malik. "Apakah kamu
sudah pernah membaca al-Muwatta?", tanya Imam Malik. Ia menjawab.
"Alhamdulillah, saya sudah hafal seluruh isi buku yang Tuan tulis
itu!" Sejak itu, ia langsung diangkat menjadi asisten Imam Malik. Tak lama
kemudian, Imam Syafi'i melanjutkan pendidikannya ke Baghdad (Irak) dan belajar
kepada Imam Abu Sufyan, sahabat Imam Hanafi.
Mendengar kekuasaan ilmu Imam Syafi'i,
Gubernur MesirAbbas bin Musa mengundang ilmuwan ini untuk mengajar di negeri
piramid itu. Di samping mengajar, ia menulis sejumlah buku dan buku itu
tersebar ke seluruh dunia. sejak itulah menyebar pengikut mazhab Syafi'i ke
seluruh dunia, termasuk Indonesia. dalam usia 54, Imam Syafi'i berpulang ke rahmatullah
dan ulama besar yang selalu hidup sederhana ini dimakamkan di pinggir kota
Kairo. Meski ia hidup 54 tahun, tapi jasanya dan ketinggian ilmunya
mengharumkan dunia islam sampai sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar