Alhamdulillah sudah memasuki hari sabtu lagi, disaat mahasiswa
yang lain sedang libur kami masih mencari ilmu untuk mencharge semangat yang
sudah mulai berkurang. Semoga setelah mengikuti kuliah Olimpisme ini semangat
baru mulai hadir untuk menemani aktifitas seminggu kedepan.
Sabtu, 21 September kuliah Olimpisme memasuki pertemuan ke
empat. Saya sampai di kampus pukul 07.05, seperti biasa kelas masih sepi hanya
ada 3 mahasiswa angkatan 2013. Seperti biasa sebelum kuliah dimulai kami
membaca Al-Qur’an bersama-sama yang dipimpin ketua kelas. Tepat pukul 08.00 Om
Jay memulai perkuliahan, sebelum masuk materi Om Jay memberikan apresiasi
kepada pengirim resume pertama dengan memberikan sebuah buku. Bukan Om Jay
namanya kalau tidak menampilkan video sebelum masuk kemateri. Video kali ini bercerita
tentang seorang penjual soto yang menolong seorang anak yang ketahuan mencuri
obat untuk ibunya yang sedang sakit, penjual soto itu kemudian membayar semua
obat yang dicuri anak tersebut dan memberinya sebungkus sup setelah. Singkat
cerita, pedagang sup tersebut jatuh sakit dan tidak mampu membayar biaya rumah
sakit. Namun kahirnya biaya pengobatan tersebut akhirnya dibayar lunas oleh
seorang dokter yang ternyata adalah anak yang ditolong 30 tahun lalu. Cuplikan singkat
video ini mengajarkan kita bahwa kita harus saling tolong menolong antar
sesama, namun nilai tolong menolong atau memberi dikalangan masyarakat sudah
jarang ditemui, masyarakat saat ini cenderung egois dengan kepentingan
masing-masing. Pesan dari video ini adalah “Giving is the best way
communication”.
Materi hari ini adalah “Penyebarluasan
Olimpisme Melalui Olimpiade Modern”. Latar belakang terbentuknya olimpiade
modern adalah karena gagasan Baron Pierre De Coubertin, seorang bangsawan Prancis, yang membangkitkan
kembali semangat olimpia
(olimpisme) yang dipadukan dengan
penyelenggaraan pertandingan olah raga tingkat internasional (olympic
games) yang kemudian dikenal dengan gerakan olimpiade (olympic
movement).
Ide Gerakan Olimpiade Pierre De Coubertin’s
- Mengajak negara-negara didunia untuk bersama menghidupkan kembali nilai & kegiatan Olimpiade (olimpisme) sebagai solusi mengatasi krisis sosial, politik akibat dari konflik dan permasalahan di berbagai & antar Negara .
- Kegiatan Olimpiade diharapkan dapat memberikan inspirasi dan semangat
persaudaraan dalam upaya membangun resolusi perdamaian untuk mengatasi
kekacauan yang terjadi di seluruh dunia
- Untuk maksud tersebut dan agar pelaksanaan aktifitas pergerakan olimpiade
berjalan secara terpadu dan berkesinambungan
di seluruh dunia maka ditetapkan
piagam olimpiade (Olympic Charter)
- Gerakan Olimpiade dikoordinir oleh International Olympic Committe
(IOC). Olimpiade pertama kali diadakan di Athena pada tahun 1896.
Tujuan dari
gerakan olimpiade sendiri adalah :
- Mempromosikan dan menyebar luaskan paham yang terkandung dalam olimpiade (olympism) secara umum dan menanamkan nilai filosofi olahraga sebagai dasar
pembentukan fisik dan pengembangan moral manusia .
- Untuk mendidik generasi muda melalui olahraga yang dilandasi oleh semangat saling
pengertian dan persaudaraan antar bangsa yang lebih baik, sehingga
memungkinkan terbentuknya dunia yang lebih damai dan kondusif.
- Untuk menyebar luaskan
prinsip-prinsip Olimpiade keseluruh dunia, sehingga membentuk semangat perdamaian international.
q Mempertemukan atlet dunia dalam
suatu festival olahraga Internasional
empat tahunan, yang hingga kini dikenal dengan pertandingan olimpiade (Olympic Games).
simbol Olimpiade
Simbol gerakan olimpiade modern terdiri 5 Cincin Dengan Lima Warna : Biru, Kuning, Hitam, Hijau dan Merah dengan
latar belakang putih. 5 cincin Menggambarkan wakil dari
5 benua yakni ; Asia, Eropa, Afrika, Amerika, dan Australia, serta negara
negara di dunia yang di simbolkan dengan
5 warna yang merupakan bagian dari warna bendera masing masing Negara. Simbol ini diciptakan oleh B.Pierre de Coubertin, dan diluncurkan pertama kali dan di gunakan tahun 1914 pada kongres olimpiade di Antwerpen. Motto dari
olimpiade modern adalah “ Citius, Altius , Fortius “ (lebih cepat,
lebih tinggi, lebih kuat).
Pembahasan selanjutnya adalah struktur organisasi gerakan olimpiade
dunia (IOC). IOC adalah pendiri, pelaksana gerakan olimpiade. IOC adalah Organisasi Internasional non-governmental non-profit
organisation (NGO). IOC selalu melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Komite Nasional Olimpiade (National Olympic Committee /NOC) yang berada di setiap di setiap negara dan Federasi Olah Raga Internasional (International Sports Federation) dan Asosiasi Olahraga Kontinental (Continental Associations of NOCs) dalam pelaksanaan berbagai gerakan olimpiade. Selain itu IOC
membawahi komite-komite olimpiade di setiap kontinental yakni ;
Association of National
OlympicCommittees of Africa (ANOCA), The European Olympic Committees (EOC),
Olympic Council of Asia (OCA), Pan American Sports Organization (PASO), Oceania
National Olympic Committees (ONOC). Internasional Sport s Federation, merupakan organisasi yang bertanggung jawab dalam pembinaan dan
pengembangan masing-masing cabang olahraga secara internasional.
Peran IOC dalam gerakan olimpiade adalah :
- Mendorong terjadinya koordinasi,
pengorganisasian dan pengembangan olah raga dan kompetisi olah raga
diantara institusi olahraga baik tingkat nasional maupun internasional.
- Bekerjasama dengan pihak publik maupun swasta dalam
penyelenggaraan olimpiade
- Menyelenggarakan pertandingan olimpiade musim
panas dan musim dingin secara reguler (4 Tahunan)
- Bekerjasama dengan institusi olah raga
Internasional (IF’s) dan nasional (NOC) melakukan koordinasi
menyelenggarakan kegiatan dan aksi aksi penyebarluasan nilai nilai olah
raga (olympism)
- Mendorong gerakan olimpiade dan
penyelenggaraan olimpiade sehingga dapat berperan dalam membantu
menyelesaikan masalah masalah lingkungan.
National Federations yang berada di Indonesia adalah KOI ( Komite
Olimpiade Indonesia). Organisasi inilah yang menjalankan kerja sama dengan IOC
dalam penyelenggaraan olimpiade. Olimpiade dilaksanakan dua kali, yaitu musim
panas (Summer Olympic) dan musim dingin ( Winter Olympic). Winter olympic pertama
kali diadakan pada tahun 1924 di Charmonix, sedangkan summer olympic pertama
kali di adakan pada tahun 1896 di Athena, Yunani.
Selanjutnya adalah mengenai olahraga di Indonesia. Sebelum kemerdekaan
bangsa Indonesia mengalami diskriminasi, namun akhirnya bangsa Indonesia
menyadari bahwa olahraga itu penting untuk alat perjuangan, persatuan dan
kesatuan, dan sarana pendidikan. Olahraga juga berfungsi untuk meraih
kemerdekaan Indonesia dan dengan olahraga eksistensi sebagai negara yang
merdeka semakin kokoh dan jelas terwujud. Setelah kemerdekaan Indonesia
membentuk Komite Olimpide Republik Indonesia (KORI) dan Persatuan Olahraga
Republik Indonesia (PORI). Indonesia diakui sebagai negara anggota IOC pada 11
maret 1952 yang ditandai dengan surat yang ditandatamgani oleh Otto Mayer. Hingga
saat ini atlet Indonesia telah bisa meraih medali emas untuk Indonesia
tercinta.
Kuliah hari ini ditutup dengan kuis dan tugas individu yang dikumpul
lewat email serta lagu dari D’masiv “jangan menyerah”.
Demikian resume untuk pertemuan kali ini, semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar