Seperti biasa hari ini, Sabtu 19 Oktober 2013 saya kembali
mengikuti mata kuliah yang selalu memberikan suntikan semangat kepada setiap
mahasiswa yang mengikutinya yaitu Olimpisme.
Seperti biasa sebelum masuk ke materi kita berdo’a terlebih dahulu
supaya ilmu yang kita dapat berkah dan mendapat ridho Allah.
رَبِّ زِدْنِىْ عِلْمًا وَارْزُقْنِىْ فَهْمًا
Artinya : “Ya Allah! Tambahkanlah kepada kami yang bermanfaat dan
berikanlah kepada kami pemahaman yang benar.
Materi hari ini adalah “ NILAI-NILAI OLIMPISME DALAM
KEHIDUPAN MASYARAKAT GLOBAL”.
Ketika kita berbicara tentang
globalisasi pasti ada banyak persepsi dalam pikiran kita, mungkin ada yang
berpikiran globalisasi adalah pasar bebas 2015, kemajuan ekonomi, kebebasan
kebudayaan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dll.
Ada beberapa pengertian globalisasi diantaranya :
·
Kondisi dan situasi dimana terjadi proses perubahan di berbagai
sektor yang berlangsung begitu cepat dan mendunia (standar global)
·
Globalisasi dipicu dan dipercepat adanya keterbukaan informasi dan
perkembangan ilmu pengetahuan teknologi.
·
Globalisasi mengakibatkan meningkatnya tuntutan standar kompetensi
yang harus dimiliki oleh setiap orang.
·
Kekuatan/daya pikir (kecerdasan, kreatifitas, inovasi) lebih
berperan dalam kesuksesan.
Globalisasi
mempunyai impak yang negatif bagi
Indonesia, karena dengan adanya globalisasi terjadi pergeseran orientasi pada
negara-negara barat, cenderung menjadi negara konsumen, tergantung terhadap
negara lain. Selain itu globalisasi juga membawa impak positif diantaranya
dengan adanya globalisasi kita jadi lebih mudah menerima informasi, peluang
untuk belajar dan meningkatkan kompetensi sangat terbuka luas, kesadaran
terhadap pentingnya profesionalisme makin meningkat terutama pada kalangan
geberasi muda, masyarakat semakin kritis.
Dampak
negatif masyarakat akibat globalisasi :
·
Pergeseran kultur budaya timur ke barat di berbagai aspek
kehidupan masyarakat.
·
Berkembangnya sikap-sikap negatif pada kelompok masyarakat karena
dampak negatif globalisasi dan modernisasi seperti : sikap individualis, egois,
mau menang sendiri, anarki, hedonisme.
·
Menurunnya nasionalisme, rasa kebangsaan, dan persatuan.
·
Berpikir secara instan, kurang semangat kerja keras, masa bodoh.
Supaya dampak
globalisasi tidak begitu besar, perlu adanya kondisi penyeimbang yang dapat menetralisir,
yaitu :
·
Kecintaan terhadap budaya Nasional masih terasa di lingkungan
masyarakat dan generasi muda.
·
Nilai-nilai spiritual masih sangat berpengaruh di seluruh lapisan
masyarakat, sehingga merupakan fungsi kendali kehidupan sosial masyarakat.
·
Masih bertahannya budaya masyarakat : kepedulian masyarakat, family culture, sifat gotong royong,
hormat pada orang yang lebih tua.
Tantangan
terberat dalam globalisasi adalah kondisi pendidikan dan masyarkat isaha yang
kurang kondusif, hal ini dikarenakan :
·
SDM kurang siap pakai karena links
dan match antara pendidikan dengan
lingkunga usaha tidak berjalan sesuai harapan, sehingga menciptakan
pengangguran elit.
·
Pembinaan soft skill kepada
siswa/mahasiswa yang kurang memadai, sehingga menurunkan kompetensi SDM secara
signifikan.
·
Adanya gab besar antar tujuan pendidikan dan industri/usaha, yang
menimbulkan frustasi berat masyarakat pendidikan dan usaha.
jika ini
terjadi, akibatnya adalah adanya Pengangguran
berpendidikan artinya banyak lulusan SMA sederajat/sarjana yang sulit
mendapat pekerjaan. Oleh karena itu mulai dari sekarang kita harus mengubah
persepsi kita bahwa kita jangan mencari pekerjaan tapi kita harus bisa
menyediakan lapangan pekerjaan itu.
Namun, kita
tidak perlu khawatir karena masih terdapat kondisi penyeimbang untuk mengatasi
masalah tersebut, yaitu :
·
SDM potensial masih cukup tersedia, untuk disipakan menjadi
profesional melalui program peningkatan kompetensi yang terpadu dan
berkesinambungan.
·
Peluang kerja masih terbuka lebar di berbagai sektor industri atau
usaha seperti : perminyakan, pertambangan, kehutanan, pertanian, pariwisata,
peternakan, pendidikan, manufaktur.
·
Meningkatnya kepedulian dunia usaha/industri terhadap pendidikan
dengan memberikan program-program pelatihan dan magang untuk meningkatkan soft
skill siswa.
Untuk itu, apa yang dibutuhkan masyarakat ??
MASYARAKAT
MEMBUTUHKAN Sebuah Alternatif NILAI -
NILAI POSITIF UNTUK MEMBANGKITKAN
SEMANGAT prestatif DAN SELALU MENJAGA KEHARMONISAN DALAM KEHIDUPAN DI ERA
GLOBAL !!!
Dan
nilai-nilai Olimpisme sebagai alternatif solusi jawabannya. Nah untuk
menyebarluaskan nilai-nilai olimpisme dan menanankan ajarannya kepada anak-anak
perlu adanya mata pelajaran olimpisme di sekolah. Karena dengan menanamkan
ajaran nilai-nilai olimpisme, living respect, living excellence, dan living
fair play sejak dini saya yakin kedepan Indonesia khususnya akan terbebas dari
sikap ketidakjujuran, tidak ada kekerasan dan pepeangan, dan dunia akan menjadi
damai.
FILOSOFI
“ Citius, Altius , Fortius “
(Lebih cepat, Lebih tinggi , Lebih kuat)
Dalam Sebuah Bangsa, Negara
dan Masyarakat Bermakna :
Sebuah Bangsa akan lebih
maju dari pada bangsa lain bila memiliki
masyarakat yang selalu ingin lebih cepat dalam beradaptasi (belajar) , lebih
tinggi keinginannya dalam mencapai target berprestasi, dan memiliki kekuatan sumberdaya
(5M) yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar