Minggu, 10 November 2013

WORKSHOP KETERAMPILAN FASILITASI DALAM PENANAMAN OLIMPISME

Alhamdulillah ketemu lagi dengan mata kuliah Olimpisme. Materi hari ini adalah “WORKSHOP KETERAMPILAN FASILITASI DALAM PENANAMAN OLIMPISME”.
Dalam pembelajaran hal yang akan menjadi tolok ukur kesuksesan pembelajaran adalah kesan pertamanya. Jika pertemuan pertama sudah berkesan dan menyenangkan, insyaAllah kebelakangnya juga akan menyenangkan. Pada awal pertemuan hal yang harus dilakukan adalah perkenalan, ada beberapa trik perkenalan supaya berkesan, menyenangkan, dan tidak monoton, diantaranya :
1.       Dengan cara menggambar foto diri
2.       Berbaris dan berkelompok
Hal-hal yang harus dilakukan pengajar saat mulai pembelajaran adalah
1.       Pentingnya saling mengenal
2.       Teori/konsep belajar mengajar
Belajar mengajar adalah proses untuk mengubah perilaku, melalui aktivitas/kegiatan yang dapat menambah dan mengembangkan:
·      Pengetahuan (knowladge)
·      Ketrampilam (Skill)
·      Sikap ( Attitude)
Ada 2 konsep dasar dalam proses belajar mengajar, yaitu:
1.       Paedagogi   : Ilmu dan seni dalam mengajar anak
Prinsip konsep Paedagogi:
·       Orang tua memberikan pengajarannya terhadap anak.
·       Tujuan proses bersifat mentransmisikan pengetahuan.
·       Dititik beratkan pada pengetahuan/ konsep/ Teori (knowledge), bukan kepada ketrampilan (skill) atau sikap ( attitude).
·       Hasil pendidikan sepenuhnya tanggung jawab orang tua/guru
·       Bantuan guru terhadap murid sangat dominan, mengingat murid dianggap mempunyai ktrampilan yang sangat tergantung pada orang lain.
2.       Andragogi   : Ilmu dan Seni dalam membantu orang dewasa belajar
Prinsip konsep Adragogi:
·      Belajar bila merasa perlu.
·      Belajar sambil kerja.
·      Materi realistis dan relevan dengan kebutuhan.
·         Menguhubungkan materi dengan pengalamannya.
·         Membutuhkan lingkungan yang informal dan kondusif ( pendekatan simulasi).
·         Tertarik bila materi menarik (dituntut optimalisasi media belajar yang optimal).
Ada 2 konsep dasar dalam pendekatan belajar-mengajar berdasarkan prosesnya:
a.       Conceptual Learning      : Lebih menitik beratkan pada pemahaman filosofis/ konsep/ nilai dan materi pelajaran yang diberikan.
b.      Experiental Learning.
Ada 4 elemen dalam pelatihan berbasis experiental Learning, yaitu:
1) Tindakan/pengalaman.
2) Proses refleksi/ pendalaman tentang apa yang telah dilakukan.
3) Adanya transfer dan refleksi pengalamannya selama pelatihanke dalam kehidupan nyata.
4) Adanya kesinambungan perilaku dalam jangka panjang.
Point penting pada experiental learning:
1. Seluruh proses penggalian “point belajar” bertujuan untuk membuat tiap peserta berkomitmen terhadap apa yang telah diucapkannya.
2. Fasilitator menggunakan seluruh kemampuan komunikasinya untuk membuat peserta menyelami proses psikologis dalam dirinya selama menjalani simulasi dan “mengatakannya”.

Cara fasilitator mempromosikan dirinya adalah sebagai berikut :
1. Menjadi bagian dari warga belajar ( audience)
2. Menciptakan iklim belajar mengajar
3. Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap proses.
4. Menyadari kelebihan-kekurangan dirinya diantara warga belajar.
5. Mampu melihat permasalahan dan memecahkannya.
6. Mengerti perasaan orang lain lewat pengamatan.
7. Mempunyai kemampuan untuk mempersuasi orang lain.
8. Optimis dan punya itikad baik
9. Terbuka “Open Mind”
Adapun metode yang sebaiknya dikuasai seorang fasilitator:
1. Metode dan teknik Coaching
2. Metode dan teknik Counseling
3. Metode dan teknik presentasi
Tahapan proses fasilitasi:
Proses Tee-Up, yakni memberikan instruksi/ penjelasan/procedure secara rinci untuk melaksanakan simulasi. Tee-Up dilakukan dengan jelas, ringkas, sistematis.
Tugas seorang fasilitator salah satunya adalah 4 F. yaitu:
1. Fact
Menggali dari peserta tentang apa yang telah dialaminya
2. Feeling
Menggali proses psikologis peserta selama simulasi
3. Finding
Membimbing peserta untuk menemukan “makna” sebuah peristiwa/simulasi
4. Future
Membimbing peserta untuk mempunyai komitmen dalam mengaplikasikan nilai positif yang didapatkannya di situasi nyata
Debriefing di tengah simulasi.
Dalam situasi khusus, misal: kegagalan terus menerus dalam menyelesaikan simulasi, karena kebingungan, peserta tampak putus asa, kelompok tampak rebut dan terjadi.
Beberapa larangan
1. Melakukan penilaian terhadap jawaban peserta atau perilaku peserta dan saat kegiatan.
2. Menggunakan kalimat seperti ini. “ Sebaiknya Anda……,seharusnya Anda.
3. Memberikan petunjuk sesuai keinginan fasilitator
4. Ikut mempermalukan peserta.

AND NEXT ACTION !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar