Selasa, 29 Oktober 2013

PENANAMAN OLIMPISME UNTUK MEMBANGUN SEMANGAT PERUBAHAN


Setelah minggu lalu membahas olimpisme dalam masyarakat global dan kepemimpinan strategik. Selanjutnya minggu ini dibahas mengenai “penanaman olimpisme untuk membangun semangat perubahan”, namun pada pertemuan ini saya berhalangan hadir.
Ketika berbicara perubahan pasti yang muncul di pikiran kita adalah spiederman, power ranger. Iya benar tapi itu dalam film. Dalam dunia nyata perubahan itu adalah sebuah pergeseran, ada keinginan, dan tantangan. Proses perubahan itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan perubahan harus menjadikan diri kita menjadi pribadi yang lebih baik.
Perubahan secara global
Lingkup perubahan itu sangat luas baik disektor ekonomi, teknologi, politik, dan sosial budaya. Perubahan itu bersifat pasti dan tidak bisa dihindari, oleh karena itu tergantung kita bagaimana menyikapinya.
Berikut ada beberapa pandangan mendasar bagaimana menyikapi perubahan.
“Kekuatan Otak” (brain power) kini lebih berperan daripada “Kekuatan Otot” (brute power)
Sumber daya ekonomi tidak lagi muncul dari “kekayaan alam” tetapi dari “kekayaan pola pikir” (Jhon Schuly).
Sebenarnya tidak ada negara/perusahaan yang “bangkrut”, yang ada adalah“tersingkir” atau kalah bersaing  (Peter Drucker).
“Know more” kini lebih berperan dari pada “have more” (Brian Tracy).
Peringatan orang-orang bijak dalam menyikapi perubahan
Charles Darwin (1859):
“Bukan dari ukuran besar ataupun kecil yang akan mampu bertahan, melainkan dari yang mampu lebih cepat beradaptasi.
Charles Handy (1997):
“Kita akan membuat kesalahan bila kita  beranggapan bahwa masa depan adalah kelanjutan masa lalu… sebab masa depan itu akan sangat berbeda dengan masa lalu. Kita harus meninggalkan cara lama agar kita sukses menghadapi masa depan.
Michael Hammer (1997):
“Kalau kita merasa diri kita hebat, kita akan binasa. Sukses di masa lalu tidak menjamin sukses di masa depan. Formula sukses di masa lalu akan jadi penyebab kegagalan di masa depan
Intinya perubahan adalah sebuah tuntutan.karena perubahan itu pasti , dalam dan kita sendiri harus siap untuk menghadapinya, hal ini juga sudah disebutkan dalam ayat Al-qur’an yaitu :
 Sesungguhnya Allah tidak mengubah nasib suatu kaum, sehingga mereka akan mengubah keadaan yang ada pada mereka sendiri “ (Surat Ar-ra’ad :11)
Sesuai Fitrahnya Manusia Diciptakan Sempurna, Sebagai Bekal Dalam  Menghadapi Perubahan Dalam Kehidupannya ….“Sesungguhnya Kami telah meciptakan manusia dalam bentuk yang Sebaik baiknya.” (Surat At’ tiin : 4)
Untuk Menghadapi Kehidupan Didunia, Manusia Perlu Belajar…..
“Bacalah !! Tuhanmulah yang maha pemurah yang mengajar dengan perantaraan kalam”  (Surat Al’alaq : 3-4)
Bagaimana sikap kita menghadapi perubahan?
·         Antisipatif
Kesadaran diri,direncanakan dengan baik,  orientasi jangka panjang,lebih nyaman, hasil
yang dicapai maksimal.
·         Reaktif
Respon spontan karena tuntutan,perencanaan mendadak, orientasi jangka pendek, stress,hasil yang dicapai minimal-optimal.
·         Terpaksa/situasi kritis
Terpaksa dilakukan,manajemen krisis,orientasi penyelamatan,chaos/depresi,hasil yang di
Capai minimal.
Nilai yang terkandung dalam Olympism mampu membentuk manusia sebagai pembelajar, Sehingga senantiasa siap menghadapi perubahan.
So, tunggu apa lagi sekarang saatnya kita berubah menjadi lebih baik dan menjadi pioner perubahan bangsa dan dunia ke arah yang lebih baik.

Ada Sebuah Cerita Renungan Untuk Kita Semua …

HASRAT UNTUK MENGUBAH DIRI

Ketika aku masih muda serta bebas berfikir dengan  khayalanku,
Aku bermimpi untuk mengubah dunia
Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku, Kudapati bahwa dunia tidak kunjung berubah,
Maka cita-cita itupun kupersempit
Dan kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku. Namun tampaknya itupun tiada hasilnya.
Ketika usia senja mulai kujelang,
Lewat upaya terakhir yang penuh keputusasaan, Kuputuskan untuk mengubah hanya keluargaku, orang-orang yang paling dekat denganku, namun alangkah terkejutnya aku, merekapun tak kunjung berubah!!!

Dan kini, sementara berbaring di tempat tidur Menjelang kematianku,  baru kusadari:
“Andaikan yang pertama-tama ku ubah adalah diriku sendiri, maka lewat memberi contoh sebagai panutan, mungkin keluargaku bisa kuubah,
dan berkat inspirasi dan dorongan mereka, kemudian aku menjadi mampu   memperbaiki negeriku dan siapa tahu, bahkan aku juga bisa mengubah dunia”

sumber : An Anglican Bishop (1100 A.D), as writen in the crypts of Westminter Abby
(Quoted & published by House of Ideas, 1997)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar