Selasa, 29 Oktober 2013

NILAI-NILAI OLIMPISME DALAM MASYARAKAT GLOBAL

Seperti biasa hari ini, Sabtu 19 Oktober 2013 saya kembali mengikuti mata kuliah yang selalu memberikan suntikan semangat kepada setiap mahasiswa yang mengikutinya yaitu Olimpisme.
Seperti biasa sebelum masuk ke materi kita berdo’a terlebih dahulu supaya ilmu yang kita dapat berkah dan mendapat ridho Allah.

رَبِّ زِدْنِىْ عِلْمًا وَارْزُقْنِىْ فَهْمًا  

Artinya : “Ya Allah! Tambahkanlah kepada kami yang bermanfaat dan berikanlah kepada kami pemahaman yang benar.

Materi  hari ini adalah “ NILAI-NILAI OLIMPISME DALAM  KEHIDUPAN MASYARAKAT GLOBAL”.
Ketika kita berbicara tentang globalisasi pasti ada banyak persepsi dalam pikiran kita, mungkin ada yang berpikiran globalisasi adalah pasar bebas 2015, kemajuan ekonomi, kebebasan kebudayaan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dll.
Ada beberapa pengertian globalisasi diantaranya :
·         Kondisi dan situasi dimana terjadi proses perubahan di berbagai sektor yang berlangsung begitu cepat dan mendunia (standar global)
·         Globalisasi dipicu dan dipercepat adanya keterbukaan informasi dan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi.
·         Globalisasi mengakibatkan meningkatnya tuntutan standar kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap orang.
·         Kekuatan/daya pikir (kecerdasan, kreatifitas, inovasi) lebih berperan dalam kesuksesan.
Globalisasi mempunyai  impak yang negatif bagi Indonesia, karena dengan adanya globalisasi terjadi pergeseran orientasi pada negara-negara barat, cenderung menjadi negara konsumen, tergantung terhadap negara lain. Selain itu globalisasi juga membawa impak positif diantaranya dengan adanya globalisasi kita jadi lebih mudah menerima informasi, peluang untuk belajar dan meningkatkan kompetensi sangat terbuka luas, kesadaran terhadap pentingnya profesionalisme makin meningkat terutama pada kalangan geberasi muda, masyarakat semakin kritis.
Dampak negatif masyarakat akibat globalisasi :
·         Pergeseran kultur budaya timur ke barat di berbagai aspek kehidupan masyarakat.
·         Berkembangnya sikap-sikap negatif pada kelompok masyarakat karena dampak negatif globalisasi dan modernisasi seperti : sikap individualis, egois, mau menang sendiri, anarki, hedonisme.
·         Menurunnya nasionalisme, rasa kebangsaan, dan persatuan.
·         Berpikir secara instan, kurang semangat kerja keras, masa bodoh.
Supaya dampak globalisasi tidak begitu besar, perlu adanya kondisi penyeimbang yang dapat menetralisir, yaitu :
·         Kecintaan terhadap budaya Nasional masih terasa di lingkungan masyarakat dan generasi muda.
·         Nilai-nilai spiritual masih sangat berpengaruh di seluruh lapisan masyarakat, sehingga merupakan fungsi kendali kehidupan sosial masyarakat.
·         Masih bertahannya budaya masyarakat : kepedulian masyarakat, family culture, sifat gotong royong, hormat pada orang yang lebih tua.
Tantangan terberat dalam globalisasi adalah kondisi pendidikan dan masyarkat isaha yang kurang kondusif, hal ini dikarenakan :
·         SDM kurang siap pakai karena links dan match antara pendidikan dengan lingkunga usaha tidak berjalan sesuai harapan, sehingga menciptakan pengangguran elit.
·         Pembinaan soft skill kepada siswa/mahasiswa yang kurang memadai, sehingga menurunkan kompetensi SDM secara signifikan.
·         Adanya gab besar antar tujuan pendidikan dan industri/usaha, yang menimbulkan frustasi berat masyarakat pendidikan dan usaha.
jika ini terjadi, akibatnya adalah adanya Pengangguran berpendidikan artinya banyak lulusan SMA sederajat/sarjana yang sulit mendapat pekerjaan. Oleh karena itu mulai dari sekarang kita harus mengubah persepsi kita bahwa kita jangan mencari pekerjaan tapi kita harus bisa menyediakan lapangan pekerjaan itu.
Namun, kita tidak perlu khawatir karena masih terdapat kondisi penyeimbang untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu :
·         SDM potensial masih cukup tersedia, untuk disipakan menjadi profesional melalui program peningkatan kompetensi yang terpadu dan berkesinambungan.
·         Peluang kerja masih terbuka lebar di berbagai sektor industri atau usaha seperti : perminyakan, pertambangan, kehutanan, pertanian, pariwisata, peternakan, pendidikan, manufaktur.
·         Meningkatnya kepedulian dunia usaha/industri terhadap pendidikan dengan memberikan program-program pelatihan dan magang untuk meningkatkan soft skill siswa.
Untuk itu, apa yang dibutuhkan masyarakat ??
MASYARAKAT MEMBUTUHKAN  Sebuah Alternatif NILAI - NILAI POSITIF  UNTUK MEMBANGKITKAN SEMANGAT  prestatif DAN SELALU MENJAGA KEHARMONISAN DALAM KEHIDUPAN  DI ERA  GLOBAL  !!!
Dan nilai-nilai Olimpisme sebagai alternatif solusi jawabannya. Nah untuk menyebarluaskan nilai-nilai olimpisme dan menanankan ajarannya kepada anak-anak perlu adanya mata pelajaran olimpisme di sekolah. Karena dengan menanamkan ajaran nilai-nilai olimpisme, living respect, living excellence, dan living fair play sejak dini saya yakin kedepan Indonesia khususnya akan terbebas dari sikap ketidakjujuran, tidak ada kekerasan dan pepeangan, dan dunia akan menjadi damai.
FILOSOFI
“ Citius, Altius , Fortius “
(Lebih cepat, Lebih tinggi , Lebih kuat)
Dalam Sebuah Bangsa, Negara dan Masyarakat Bermakna :

Sebuah Bangsa akan lebih maju dari pada bangsa lain bila  memiliki masyarakat yang selalu ingin lebih cepat dalam beradaptasi (belajar) , lebih tinggi keinginannya dalam mencapai target berprestasi, dan  memiliki kekuatan  sumberdaya  (5M) yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar